Hujan seharian

Hujan seharian melanda wilayah Sumsel, khususnya Kota Palembang, Ogan Ilir (OI),Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, Pagaralam, Prabumulih. Informasi yang berhasil dihimpun SINDO, selain memasuki musim penghujan,tingginya curah hujan dipengaruhi gejala La Nina di wilayah laut Sumatera,dan Depole Mode dalam kondisi negatif ditambah panasnya perairan di Selat Timur Laut Afrika sehingga membuat intensitas hujan tinggi.

Kepala Seksi (Kasi) Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II Agus Santosa mengatakan, hujan yang turun kemarin merata di beberapa wilayah Sumsel sehingga daerah hilir Sumsel rawan banjir.“Hujan turun dari malam hari hingga sekarang.Kondisi ini merata di Sumsel. Diharapkan warga yang tinggal di daerah hilir untuk waspada banjir,” ujar Agus kepada SINDO kemarin.

Hujan yang mengguyur kawasan Sumsel kondisinya fluktuatif. Terkadang turun deras dan terkadang mereda. Meski mereda, hujan yang turun tetap membasahi karena intensitas masih tebal dan cukup lama. “Hujan ini karena kita berada di daerah tropis.Terlebih ketika dipengaruhi gejala La Nina membuat intensitasnya makin tinggi,” tukasnya. Kondisi ini, kata Agus, diprediksi akan terjadi dalam sepekan ke depan.

Di mana,perairan panas di kawasan Timur Pasifik Afrika membuat air yang turun kembali membentuk awan hitam yang suatu saat bisa turun hujan. Akibatnya, hujan tidak kunjung selesai dan terus membasahi semua daerah Sumsel.“Jika terus berlanjut, bukan tidak mungkin banjir di kawasan hilir terjadi. Untuk itu, diharapkan warga waspada,”pungkasnya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga (BM) Kota Palembang Kira Tarigan mengatakan, perbaikan drainase jalan protokol di wilayah Kota Palembang terus dilakukan secara rutin untuk mencegah banjir. “Secara rutin perbaikan dilakukan. Apalagi sekarang musim hujan membuat jalan mudah rusak dan drainase banyak sampah,”ujar Tarigan. Untuk kolam retensi yang meluap jika hujan datang,Tarigan mengaku sudah melakukan antisipasi agar air tidak meluap ke jalan.

Di antaranya, membangun kolam retensi di Simpang Polda Sumsel. “Kita rencananya akan membangun kolam retensi lagi, agar air kolam retensi Simpang Polda tidak gampang meluap. Kita anggap kolam itu kurang daya tampungnya sehingga air meluap ke jalan,” tambahnya. Faktor lain yang membuat kolam retensi meluap, kata dia, akibat sampah dari masyarakat yang membuang sembarangan hingga saluran air tersumbat.“Karena itu, kita terus melakukan pembersihan termasuk saluran air yang tersumbat,” terangnya.

Namun demikian, Tarigan mengakui masih terdapat beberapa titik yang lepas dari pengawasan maupun drainase. ”Memang ada beberapa titik yang kadang tidak terpantau. Saya berharap kerja sama dari masyarakat, jika menemukan drainase yang meluap atau rusak segera melapor ke kantor kami untuk segera perbaiki,” terangnya. Sementara itu,Anggiyana, 27, seorang pegawai swasta terpaksa izin kerja karena hujan yang terusmenerus mengguyur Kota Palembang.

“Saya kan kerja naik motor, meskipun pakai jas hujan sepertinya masih tetap basah. Apalagi, letak tempat saya bekerja cukup jauh sementara hujan tidak kunjung reda. Karena itu, hari ini (kemarin) terpaksa izin,”ujarnya. Berbeda dengan Irwan. Siswa kelas 2 SD ini meraup banyak rezeki dari menyewakan payung kepada pengunjung mal yang hendak pulang menuju mobilnya.

“Sekali sewa tarif kami Rp1.000, tapi ada juga kasih Rp2.000.Kami tidak bolos sekolah karena menyewakan payung setelah pulang sekolah. Uangnya ditabung, kadang juga untuk jajan di sekolah,”ujar Irwan yang menyewakan payung bersama teman sebayanya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel